Kompas, 30 Januari 2014
oleh: Dian Dewi Purnamasari
Kita sering kasian melihat orang-orang berkebutuhan khusus
dan orang-orang yang susah untuk mendapatkan pekerjaan, namun hanya merasa
simpati tetapi tidak melakukan apa-apa.
Berbeda dengan Madya Putri Andang (51), dimana di sela-sela
pekerjaannya sebagai dokter gigi, ia juga giat mengelola usaha mikro, kecil,
dan menengah kerajinan tangan berbahan dasar karung goni. Ia melatih ibu-ibu
rumah tangga, anak-anak berkebutuhan khusus dan siapa saja yang ingin belajar
membuat kerajinan tangan.
Ia sudah merintis usahanya ini selama empat tahun dan
sekurangnya 25 anak penyandang cacat tunarungu dari Jakarta Selatan dan Depok
telah bergabung. Ada yang mengerjakan kerajinan tangan tersebut di rumah lalu
menyetorkannya setelah selesai dan ada yang langsung mengerjakan di rumahnya
sampai selesai.
Mereka dibayar Rp25.000,00 per hari, bagi mereka itu sudah
sangat membantu dan bahkan ada diantara mereka yang menabung setengahnya untuk
kuliahnya nanti.
Menurut Madya, banyak anak berkebutuhan khusus yang bingung
setelah lulus sekolah mau bekerja apa karena banyak perusahaan yang menolak
mereka sehingga belajar berwirausaha adalah pilihan yang tepat bagi mereka.
Usahanya ini berawal dari hobinya merajut, sejak dulu ia
gemar belajar secara otodidak. Ia selalu memperhatikan kerajinan tangan yang
ada di mall atau toko dan sesampainya di rumah berusaha ia tiru dengan
menambahkan modifikasi-modifikasi tertentu. Selain itu, ia mendapatkan ide-ide
kreatif dari majalah atau ketika berselancar di dunia maya. Garasi di rumahnya
pun ia ubah menjadi tempat pembuatan kerajinan tangannya itu, mulai dari
mencuci karung goni dengan cairan khusus sampai menjadi bersih, steril kemudian
dikeringkan dan siap untuk diubah menjadi tas jinjing, tas selempang, wadah
selampai, penjepit rambut, bros, taplak meja, dompet, dan penutup baju.
Produk-produk hasil usahanya ini pun disambut positif oleh
masyarakat, apalagi ia sering mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan
oleh Kota Jakarta Selatan ataupun Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI
Jakarta dan juga laku di luar negeri seperti Jerman, Hongkong dan Uni Emirat
Arab. Hal ini yang mengantarkannya mendapat berbagai penghargaan yang
bergengsi.
Keberhasilannya ini bukan tanpa tantangan, ia harus mengajar
anak-anak berkebutuhan khusus tersebut dengan tekun dan sabar, bahkan ia harus
belajar bahasa isyarat selama tiga bulan agar dapat berkomunikasi dengan
mereka. Ia mengatakan tidak masalah jika kelak ada anak didiknya yang membuka
usaha sendiri, malah ia bangga bisa menjadi guru yang baik.
Inspirasi berbagi bersama ia dapatkan dari nasihat
orangtuanya. Ia juga belajar dari melihat ibunya mengajar ibu-ibu rumah tangga
yang merupakan istri dari pegawai perkebunan ayahnya untuk membuat kerajinan
tangan. Ia ingat kata-kata ibunya bahwa lebih baik kaya ilmu dari kaya harta
serta ilmu yang berguna adalah ilmu yang bermanfaat bagi sesama.
Berkat hal itu, sekarang Madya tidak hanya berwirausaha
tetapi juga sering dipanggil sebagai pembicara di sejumlah kota di Indonesia.
Bagi Madya, hidup adalah pilihan. Ia merasa semakin
bermanfaat ketika bisa berkontribusi terhadap sesama. Sebelumnya, tidak pernah
tebersit di pikirannya menjadi seorang wirausaha sosial. Berkat kegigihan dan
ketekunannya, hobi berkreasi justru mengantarkan dirinya pada pencapaian saat
ini.
Madya pun masih memiliki mimpi. Ia ingin membuat taman
khusus yang bisa diakses penyandang disabilitas dari seluruh kalangan.
Menurut saya, orang-orang seperti Ibu Madya ini sangat dibutuhkan Indonesia karena sangat banyak orang-orang berkebutuhan khusus yang sangat membutuhkan bantuan, dan seharusnya pemerintah membuat program-program seperti ini.
Gambar.1.Madya P. Andang |
Madya P Andang
♦ Lahir: Jember, 15 Oktober 1963
♦ Anak:
- Raezika Radhina P (24)
- Gilang Kumara (19)
♦ Pendidikan: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
♦ Penghargaan:
- Juara I Produk Unggulan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Tingkat Nasional 2014
- Juara I Produk Unggulan DKI Jakarta
- Juara II Produk Kreatif dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012
- Penghargaan Women Entrepreneur Yayasan Kuala Swadaya 2013
Sumber: print.kompas.com
Gambar.1.http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010767469
Gambar.1.http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010767469
Tidak ada komentar:
Posting Komentar