Sabtu, 04 April 2015

Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

Gambar 1. ilustrasi knowledge

1. Knowledge/ Pengetahuan


Pengetahuan tidak bisa dipandang seperti memandang suatu objek yang terdapat di sana, di depan subjek, yang dapat dijangkau oleh pandangan dan oleh tangan manusia. 


Terdapat berbagai macam pengetahuan: 


1.1 Indrawi lahir atau indrawi luar


Dikatakan demikian ketika orang mencapainya secara langsung, melalui penglihatan, pendengaran, pembau, perasaan, serta peraba setiap kenyataan yang mengelilinginya.


1.2 Indrawi batin


Adalah ketika menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayalan, baik mengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauannya.


1.3 Pengetahuan perseptif



Ketika muncul secara spontan, pengetahuan itu memungkinkan orang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang disajikan. contohnya seperti gerakan tangan, tingah laku, jeritan, daripada dengan perkataan yang dipikirkan atau dengan keterangan yang jelas.

1.4 Pengetahuan Refleksif

Ketika pengetahuan itu membuat objektif kodrat dari suatu realitas apa pun juga, yang diungkapkan dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putusan-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya-karya seni.

1.5 Pengetahuan Diskursif

Ketika pengetahuan itu memperhatikan suatu aspek dari benda kemudian suatu aspek yang lain, ketika pengetahuan itu pergi dan datang dari keseluruhan ke bagian-bagian, dan dari bagian-bagian ke keseluruhan.
Pengetahuan dalam arti ini lebih menampakkan diri sebagai sesuatu yang datang dari sebab ke akibat dan dari akibat ke sebab, dari prinsip ke konsekuensi dan dari konsekuensi ke prinsip, dan sebagainya.

1.6 Pengetahuan Intuitif 



Ketika pengetahuan menangkap atau memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dalam prinsip, dan sebagainya.

Meskipun pengetahuan menyerupai kesadaran namun tidak ada persesuaian yang sempurna antara pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan adalah kegiatan yang menjadikan suatu realitas menjadi kurang lebih dinyatakan. 

2. Intelligence



Gambar 2. ilustrasi intelligence


2.1 Terminologi Intelligence



Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam. 

2.2 Pengertian Intelligence

Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat istiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi.

2.3 Insight

Merupakan tahap berikutnya dari intelligence, merupakan penangkapan intelektual secara mendadak mengenai objek. Melalui tahap ini inteligensi manusia tidak hanya menyadari secara pasif apa yang terjadi, tetapi berusaha untuk menangkap esensi atau hakikat atau inti peristiwa tertentu.  

3. Affection 

Affection/Afektivitas tidak sama dengan pengetahuan, namun menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan. 

Cinta (disebut afektivitas positif) atau benci (disebut afektivitas negatif) dapat menjadi dasar penentuan bagi suatu tindakan kognitif.

3.1 Kondisi-kondisi untuk mencapai afaktivitas:

3.1.1 Antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri, karena ketika tidak ada kesamaan maka tidak akan ada afektivitas.

3.1.2 Nilai (baik dan buruk), dalam kondisi ini, ketika objek dipandang memiliki sebuah nilai maka subjek akan melahirkan kegiatan afektif, karena afektivitas itu sendiri adalah berdasar pada kecintaan akan sesuatu maka subjek pada akhirnya akan melahirkan kegiatan afektif untuk menolak atau menerima.

3.1.3 Sifat dasariah dan kecenderungan kognitif, pada kondisi ini subjek akan dalam melakukan sebuah afektif harus ditunjang dengan sebuah sifat dasariah yang akan mendorong dia untuk lebih cenderung, selera, berkeinginan akan sesuatu yang pada akhirnya akan menimbulkan kegiatan afektif yang ternyata memang sesuai dengan sifat dasariah tersebut.

3.1.4 Mengenal adalah kausa dari afektivitas. Dalam proses mengenal subjek akan mengalami kondisi dimana dia harus berusaha mendefinisikan objek yang akan dikenalinya dan ketika definisi tentang objek tersebut telah tercapai maka pada akhirnya akan lahir sebuah keputusan afektif apakah dia harus menyerang, mencintai, mempertahankan diri atau yang lainnya.

3.1.5 Imajinasi. Untuk menimbulkan kegiatan afektif maka imajinasi dapat menjadi sebuah pendorong, semangat, mempengaruhi bahkan membohongi.

3.2 Public Display of Affection

Public Display of Affection (PDA) adalah sebuah istilah umum yang sering digunakan untuk menjelaskan sebuah kegiatan yang menebar keintiman lewat demostrasi pisik yang dipertontonkan didepan khayalak ramai. Salah satu contoh dari PDA ini adalah berpelukan, berciuman, menebar kedekatan atau gerakan pisik lainya didepan umum.

3.3. Video lucu mengenai affection judulnya 10 Annoying Public Display of Affection (PDA)




4. Freedom


Freedom/kebebasan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia, juga karena kebebasan itu dalam kenyataannya merupakan suatu yang bersifat "fragile"; kebebasan bersifat sensitif dan rapuh. Manusia adalah makhluk yang bebas, namun sekaligus manusia adalah makhluk yang harus senantiasa memperjuangkan kebebasannya.

4.1 Pengertian Freedom

Pada jaman penjajahan kebebasan mungkin lebih diartikan sebagai keadaan terlepas dari penindasan oleh penjajah. Namun pada masyarakat modern, di mana bentuk penjajahan terhadap kebebasan juga semakin berkembang.

Kebebasan pada jaman sekarang bukan hanya berarti sekedar terbebas dari keadaan terjajah, namun mungkin lebih berarti bebas untuk mengaktualkan diri di tengah-tengah perkembangan jaman ini.
Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki secara sendiri perbuatan-perbuatannya.

Kebebasan adalah suatu kondisi tiadanya paksaan pada aktivitas saya. Manusia disebut bebas kalau dia sungguh-sungguh mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan demikian kata bebas menunjuk kepada manusia sendiri yang mempunyai kemungkinan untuk memberi arah dan isi kepada perbuatannya.

Gambar 3. ilustrasi freedom
“Freedom is self-determination”. Berdasarkan pengertian itu dapat dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda.

4.2 Secara ringkas Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan, yaitu kebebasan fisik, kebebasan moral dan kebebasan psikologis. 

Sumber: 

disarikan dari materi Binus Maya tentang Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom Pertemuan ke-5

diunduh dari dari http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/09/13/pda-salahkah-395263.html pada tanggal 4 April 2015 pukul 18.46 WIB 

gambar 1 diunduh dari http://emedia.leeward.hawaii.edu/kamanao/sites/default/files/userfiles/knowledge.jpg pada tanggal 4 April pukul 19.13 WIB

gambar 2 diunduh dari http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/775441/126523163/stock-photo-intelligence-symbol-conceptual-design-creative-thinking-icon-isolated-on-white-background-126523163.jpg pada tanggal 4 April pukul 20.19 WIB

gambar 3 diunduh dari http://www.healthyhabitsolutions.com/images/freedom.jpg pada tanggal 4 April pukul 20.21 WIB

video 10 Annoying Public Display of Affection (PDA) diunduh dari https://www.youtube.com/watch?v=UJ78hgBq1ao pada 4 April pukul 18.03 WIB

1 komentar: